MAKALAH INTERFERENSI CAHAYA
Disusun oleh :
Nama : Nurul Hidayati
Kelas : XI MIA 1
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Ibu Suesti S.Pd, M.Pd
SMA Negeri 1 Pacet
Tahun Ajaran
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Interferensi gelombang cahaya mula-mula diperlihatkan
oleh Thomas Young dalam tahun 1801. Dalam percobaannya Young menjelaskan bahwa
interferensi merupakan gejala penyebaran arah yang dialami oleh seberkas
gelombang cahaya ketika melalui suatu celah sempit dibandingkan dengan ukuran
panjang gelombangnya. Jika pada interferensi tersebut berkas gelombangnya
melewati dua celah sempit maka ketika dua gelombang atau lebih tersebut bertemu
atau berpadu dalam ruang maka medan-medan tersebut akan saling menambahkan
dengan mengikuti prinsip superposisi.
Dengan menggunakan sumber
gelombang yang sama (sumber cahayanya sama) dan dengan panjang gelombangnya
diketahui juga, maka dapat ditentukan jarak yang sangat pendek serta sifat
medium optiknya akan mudah teramati. Interferensi adalah suatu kejadian dimana dua gelombang atau lebih berjalan
melalui bagian yang sama dari suatu ruangan pada waktu yang bersamaan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya superposisi dari gelombang gelombang tersebut sehingga
menghasilkan pola intensitas baru.
2.
Rumusan
masalah
1.
Apa pengertian dari interferensi cahaya ?
2.
Apa saja syarat terjadinya interferensi
gelombang ?
3.
Apa penerapan interferensi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari ?
4.
Bagaimana proses terjadinya pelangi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
interferensi cahaya
Interferensi
adalah interaksi antar gelombang
di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase
kedua gelombang sama dengan nol, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya
adalah 180 derajat,
sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.Interferensi merupakan
perpaduan/interaksi dua atau lebih gelombang cahaya dapat menghasilkan suatu
pola yang teratur terang-gelap. Intererensi adalah hasil kerja sama dua
gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik di dalam ruang dan
menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
Agar interferensi yang stabil dan
berkelanjutan dari gelombang cahaya dapat diamati, dua kondisi berikut harus
dipenuhi:
·
Sumber harus bisa mempertahankan suatu
beda fasa yang tetap (sumber koheren).
·
Sumber harus monokromatis dan menghasilkan
cahaya dengan panjang gelombang sama.
·
Jika sumbernya monokromatik, maka pola interferensi
adalah hitam-putih.
·
Pola interferensi stabil, jika memiliki
frekuensi sama.
·
Perbedaan frekuensi yang signifikan
mengakibatkan beda fasa yang bergantung waktu, sehingga I12 = 0.
·
Jika sumber memancarkan cahaya putih, maka
komponen merah berinterferensi dengan merah, biru dengan biru dan seterusnya.
·
Pola interferensi akan terlihat jelas,
jika sumber memiliki amplitudo yang hampir sama atau sama.
·
Daerah pusat dari pola terang atau gelap
menunjukkan interferensi yang konstruktif atau destruktif sempurna.
·
Interferensi terjadi pada cahaya yang
terpolarisasi linier atau polarisasi lain, termasuk cahaya natural / alami (Hukum
Fresnel-Arago).
Ketika dua gelombang yang koheren
menyinari/melalui dua celah sempit, maka akan teramati pola interferensi terang
dan gelap pada layar. Jarak tempuh cahaya yang melalui dua celah sempit
mempunyai perbedaan (beda lintasan), hal ini yang menghasilkan pola
interferensi. Pola interferensi terbagi dua, yaitu:
ü Interferensi
Maksimum (Konstruktif)
Interferensi
Maksimum adalah gelombang saling memperkuat/konstruktif, menghasilkan garis
terang. Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yang
sama (sefase), yaitu jika selisih lintasannya sama dengan nol atau bilangan
bulat kali panjang gelombang λ
d sin θ = m λ; m = 0, 1, 2 ……….Bilangan m disebut orde terang . Untuk m = 0
disebut terang pusat, m = 1 disebut terang ke-1 dst.
Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l
>> d), maka sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dengan
demikian :
pd/l = m λ dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
ü Interferensi
Minimum (Destruktif)
Interferensi
Minimum adalah gelombang saling memperlemah/destruktif, menghasilkan garis
gelap. Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gelombang 180 derajad,
yaitu jika selisih lintasannya sama dengan bilangan bulat kali setengah panjang
gelombang λ
d sin θ = (m – ½ )λ; m = 1, 2, 3 …………Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada
gelap ke 0. Untuk m = 1 disebut gelap ke-1 dst.
Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka: pd/l = (m – ½ )λ dengan p adalah jarak
terang ke-m ke pusat terang. Jarak antara dua garis terang yang berurutan sama
dengan jarak dua garis gelap berurutan. Jika jarak itu disebut Δp, maka :
Δp d = λ l
2. Syarat
terjadinya interferensi cahaya
Kedua sumber cahaya harus bersifat koheren (Kedua sumber cahaya
mempunyai beda fase,frekuensi dan amplitude sama). Thomas Young, seorang ahli
fisika membuat dua sumber cahaya dari satu sumber cahaya, yang dijatukan pada
dua buah celah sempit.Satu sumber cahaya, dilewatkan pada dua celah sempit,
sehingga cahaya yang melewati kedua celah itu, merupakan dua sumbeer cahaya
baru. Seperti pada gambar berikut :
Gambar 1. Cahaya
melewati dua celah
Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren
menghasilkan pola terang dan gelap.
Ø Interferensi maksimum/terang/konstruktif,
terjadi bila :
atau
Keterangan :
P=jarak dari
terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)
d=jarak
kedua sumber cahaya/celah(meter)
l=jarak
antara sumber cahaya dengan layar (meter)
m=bilangan
(1,2,3…dst)
l=panjang
gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)
Ø Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi
jika:
atau
3. Penerapan interferensi cahaya dalam kehidupan
sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air
sabun akan terlihat berwarna-warni. Begitu juga genangan minyak tanah diatas
permukaan air, akan terlihat sama berwarna warni. Warna-warni pelangi
menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan gabungan dari
berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada gelombang
sabun, lapisan minyak, warna bulu burung merah dan burung kalibri bukan
disebabkan oleh pembiasan. Tetapi karena terjadi interferensi konstruktif dan
distruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala
interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah
gelombang.
Warna-warni terbentuk karena adanya interferensi gelombang cahaya yang
memasuki lapisan tipis sabun. Karena cahaya putih seperti sinar matahari
memiliki banyak panjang gelombang maka sinar yang masuk kedalam lapisan sabun
dan yang dipantulkan oleh lapisan sabun itu juga akan mengalami pembiasan dan
pemantulan yang tidak sama karena masing-masing panjang gelombang memiliki
indeks bias sendiri-sendiri. Lintasan yang dilalui masing-masing gelombang
tidak sama. Sinar putih ini mengalami dispersi atau penguraian warna dan
terbentuklah cahaya berwarna-warni. Berwarna-warni karena cahaya yang jatuh ke
gelembung sabuk dipantulkan dan dibiaskan secara tidak merata karena indeks
bias yang berbeda di tiap titik gelembung gara-gara tidak samanya ketebalan
gelembung sabun.
4. Proses
terjadinya pelangi
Bagaimana
proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari
melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan menuju
tengah tetes hujan tersebut, yang memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah
warna spektrum. Kemudian, warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang
tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya,
cahaya tampak melengkung menjadi kurva warna yang disebut sebagai pelangi. Cahaya dengan panjang
gelombang terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan yang memiliki
panjang gelombang terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.
Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati
ketika perbedaan gelombang cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi
adalah pelangi yang kamu lihat dalam gelembung sabun, spektrum warna oval, dan
kilauan warna dari beberapa bulu burung. Di sebagian area pola interferensi,
gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit dan lembah saling menguatkan,
membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase, dengan bukit dan
lembah yang berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat berbagai variasi
cara untuk memperagakan interferensi, pada bagian daerah yang terang maupun
daerah suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan panjang gelombang
cahaya. interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua
bukit (titik tertinggi) gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang
yang lebih besar. Ketika bukit sebuah gelombang dan lembah (titik terendah)
gelombang bertemu, gelombang saling mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit
dan lembah disebut fase.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Interferensi
adalah interaksi antar gelombang
di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase
kedua gelombang sama dengan nol, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya
adalah 180 derajat,
sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.Interferensi merupakan
perpaduan/interaksi dua atau lebih gelombang cahaya dapat menghasilkan suatu
pola yang teratur terang-gelap. Intererensi adalah hasil kerja sama dua
gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik di dalam ruang dan
menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati. Ketika dua gelombang yang
koheren menyinari/melalui dua celah sempit, maka akan teramati pola
interferensi terang dan gelap pada layar. Jarak tempuh cahaya yang melalui dua
celah sempit mempunyai perbedaan (beda lintasan), hal ini yang menghasilkan
pola interferensi.
Daftar Pustaka